Komisi I Menilai Kemampuan Raider Bukan Untuk Polri
Keinginan Polri untuk meningkatkan kemampuan anggota Brigade Mobil (Brimob) dipandang sebagai langkah yang baik. Namun sebagai alat negara non combatan yang bertugas menegakkan hukum, pelatihan Raider seperti yang dimiliki prajurit TNI dinilai terlalu berlebihan.
"TNI kita memang memiliki kemampuan Raider untuk menghadapi perang konvensional yaitu gerilya, antigerilya dan antiteror. Kemampuan ini untuk menghadapi perang berlarut sesuai konsep Hankamrata. Kalau ini diminta tidak tepat untuk Brimob, Polri," kata anggota Komisi I DPR, Darizal Basir saat dihubungi di Jakarta, Senin (27/7/15).
Bagi mantan Komandan Kodim 506, Tangerang ini bagian dari keahlian raider yang dapat diberikan kepada Brimob adalah kemampuan anti teror. Dalam hal ini menurutnya teror yang bersifat gangguan keamanan, perampokan dengan kekerasan, penculikan, pembunuhan dan peledakan untuk membuat masyarakat panik.
"Namun kalau teror yang sifatnya sudah mengancam eksistensi negara itu adalah wilayah TNI bukan lagi kepolisian," tekan politisi dari Fraksi Partai Demokrat dari daerah pemilihan Sumatera Barat I ini.
Sebagaimana diberitakan media Mabes Polri secara resmi telah menyampaikan surat kepada Panglima TNI untuk secara resmi meminta bantuan pelatihan Raider bagi anggota Brimob. Surat bernomor B/3303/VII/2015 menyebut pelatihan diharapkan dapat dilaksanakan pada tahun anggaran 2015/2016.
Kadis Penerangan TNI AD Brigjen Wuryanto mengkonfirmasi kebenaran surat tersebut. "Iya surat itu memang benar tetapi bukan ditujukan kepada Kasad tetapi Panglima TNI untuk meminta TNI melatih Brimob kemampuan Raider," tutur dia. (iky) foto: andri/parle/hr